AKHLAK RASUL PADA PEMBANTUNYA

Oleh Alhenblog
Bagaimanakah Nabi Muhammad SAW memperlakukan pembantu rumah tangganya? Sepanjang catatan sejarah nabi(tarikh), keluarga Nabi yang disebut "ahlul bait" mempunyai seorang khadim (pelayan) yang bernama Anas Ibnu Malik. Ia diserahkan oleh ibunya Ummu Suleim kepada Nabi pada usia 10 tahun.
Pengarang Abdul Hamid Thahmaz dalam bukunya "Anas Ibnu Malik al Khadim al 'azhim wal muhibbul 'azhim (Anas Ibnu Malik pelayan/pembantu Nabi dan pencinta yang agung) menguraikan berdasarkan hadits hadits yang diterima oleh para ahli hadits dan dari Anas Ibnu Malik sendiri bagaimana Rasulullah memperlakukannya.
Thahmaz meringkaskan penjelasannya sebagai berikut:
Rasul memandang Anas Ibnu Malik sebagai anak yang begitu dikasihi, beliau tidak menempatkan dirinya sebagai majikan dan Anas sebagai pembantu/pelayan. Beliau berusaha membina hubungan seorang ayah dengan seorang anak. Rasulullah setiap memanggil Anas dengan panggilan "hai anakku (ya bunayya). Ya bunayya adalah ungkapan kasih sayang seperti terdapat dalam Al Qur'an, yaitu panggilan Luqman kepada anaknya (Surah Lukman: 13)
Rasulullah selalu memperlakukan Anas dengan sopan santun, tata krama yang halus dan baik sebagaimana beliau tunjukkan terhadap sahabat-sahabatnya. Dengan jujur Anas mengakui: "Sepuluh tahun lamanya Aku melayani Rasulullah, demi Allah belum pernah sekalipun beliau berkata "Cis" kepadaku. Beliau tidak menghardikku bila aku melakukan sesuatu yan tidak patut, atau lalai melaksanakan apa yang beliau perintahkan". Pernah aku disuruh Rasulullah mengerjakan sesuatu untuk keperluannya. Tapi aku tidak melaksanakannya, karena bermain bersama teman-teman, padahal aku ingat perintah itu. Ketika sedang asyik bermain, tiba-tiba Rasulullah memagang bahuku dari belakang, " hai Urais (anak kecil) sudah pergikah ketempat yang Aku suruh? "Ya jawabku, saya mau pergi wahai Rasulullah", jawab Anas.
Beliau melarang keluarga mencela atau memaki-maki Anas. "Selama 10 tahun Aku melayani kepentingan Rasulullah, kadang-kadang Aku lupa mengerjakan yang beliau suruh atau meninggalkan apa yang beliau larang, namun tidak ada seorangpun dari keluarganya yang memaki-maki aku", kata Anas menceritakan pengalamannya.
Beliau suka membelai kepala Anas sambil memberkatinya. Suatu waktu Rasulullah melihat rambut Anas sudah panjang, begitu pula jambangnya. "Hendaklah rambut dan jambang itu dicukur", nasihat Rasulullah.
Rasulullah mendo'akannya, antara lain beliau memohonkan agar dikaruniai Allah harta dan rizqi yang banyak serta dimasukkan kedalam syurga.
Pelajaran yang dapat dipetik
Kalau kita dalami kedudukan Rasulullah sebagai majikan dan Anas Ibnu Malik sebagai pembantu/pelayan rumah tangga Rasulullah, perlakuan Rasulullah tersebut patut menjadi suri tauladan. Rasulullah tidak menempatkan dirinya sebagai majikan yang memperlakukan Anas Ibnu Malik dengan semena-mena, meskipun kadangkala Anas Ibnu Malik membuat kesalahan.
Rasulullah sangat menghargai pekerjaan pelayannya dan tidak membebani dengan tugas-tugas diluar kemampuannya. Rasulullah membina Anas Ibnu Malik sebagai anak sendiri dan sebagai keluarga sendiri. Dengan sikap demikian Anas Ibnu Malik tumbuh dan berkembang mendapat pelajaran dan bimbingan yang sangat tinggi dengan mencontoh dan mensuri tauladani prilaku Rasulullah setiap harinya. Sehingga mengantarkan Anas Ibnu Malik sebagai salah seorang ahli periwayat hadits yang terkenal
Sehubungan dengan kisah diatas, Rasulullah SAW bersabda "Tiga golongan yang akan Allah bentangkan perlindungan-Nya serta akan dimasukkan ke dalam syurga yaitu: (1) belaku lemah lembut terhadap orang yang lemah; (2) berbakkti kepada ibu bapak; (3) berbuat baik kepada orang yang dikuasai".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al Qaradhawi, Peringatan Maulid Tidak Bid’ah

Data Ummat Islam Se Dunia

Berkaca Dari Air