PUASA (SHAUM)

HTML clipboard

Puasa bukan hanya dilakukan oleh manusia saja tapi oleh tumbuhan-tumbuhan dan binatang.

Oleh Albash

Pengertian Puasa

  1. Menurut arti adalah menahan diri dari segala sesuatu; seperti menahan tidur, menahan makan dan minum, menahan amarah, menahan bicara dan sebagainya.

  2. Menurut istilah adalah menahan makan, minum dan bersenggama dengan isteri mulai terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat melaksanakan perintah Alloh Subhanahu Wata'ala.

Macam-macam Puasa

  1. Puasa Wajib yakni puasa Ramadhan, puasa kaffarat bagi jama'ah haji yang melanggar larangan haji, dan umrah serta puasa nazar.

  2. Puasa Sunnah; misalnya puasa hari Senin dan Kamis, puasa syawal(enam hari pada syawal) puasa 'Asyuro (10 Muharram), puasa hari Tarwiyah dan hari Arofah bagi yang tidak melaksanakan haji, dan lain sebagainya.

  3. Puasa haram; misalnya puasa yang dilaksanakan pada hari-hari tasyri".

Perintah puasa(shaum) pada bulan Ramadhan mulai tahun kedua Hijriyah sesudah perintah Shalat dan Zakat. Pelaksanaan puasa bukan saja diperintahkan oleh Alloh Subhanahu Wata'ala kepada ummat Islam (Muhammad SAW) tetapi sudah diperintahkan sejak zaman dahulu. Hal ini dapat dibuktikan dengan tradisi puasa bagi bangsa Mesir Kuno, Yunani Purba, Hindu Purba dan masyarakat Cina. Juga bagi suku-suku primitif di Amerika, Afrika, Toraja di Sulawesi, Dayak di Kalimantan, Badui di Banten dan Kubu di Sumatera.

Dan berdasarkan sejarah agama-agama, puasa merupakan salah satu ibadah yang penting. Puasa diwajibkan kepada ummat-ummat Nabi dan Rasul terdahulu sebagaimana tercantum dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 183 - 184:

ياايهالذين امنوا كتب عليكم الصيام كما كتب علي الذين من قبلكم لعلكم تتقون

"Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada ummat terdahulu sebelummu, agar kamu tergolong orang muttaqin"

Berdasarkan hasil penelitian, puasa bukan saja dilaksanakan manusia, tapi dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan dan binatang. Tumbuh-tumbuhan terutama yang berbiji belah, melakukan puasa pada saat musim rontok. Daun, tidak saja berfungsi menahan penguapan, menampung cahaya,, menyerap udara, tetapi juga berfungsi peng-asimilasian serta mengatur makanan. Sesudah musim rontok datang musim daun muda kemudian disusul dengan musim bunga dan buah.

Disamping itu bukan hanya tumbuhan yang berpuasa, tapi ternyata binatang berpuasa, terutama binatang unggas. Misalnya ayam, ia berpuasa selama mengerami telurnya. Biasanya ayam yang sedang mengerami telurnya makannya sangat sedikit dan teratur, yakni pada pagi hari dan sore hari. Bagi induk ayam yang berani makan banyak dalam masa mengeram( perutnya dingin), maka banyak telur yang gagal, tidak menetaskan ayam.

Manfaat Puasa

Pada dasarnya pelaksanaan puasa sebagai pelaksanaan kewajiban atas perintah Alloh Subhanahu Wata'ala, sebagai bukti keteguhan keimanannya. Karena keimanan kepada Alloh SWT bukan hanya dikrarkan di lidah(lisan), dibenarkan oleh hati(qalbu) tapi dibuktikan dengan amalan perbuatan(amalun bil arkaan). Setiap perintah Alloh Subhanhu Wata'ala wajib dilaksanakan dengan penuh ikhlas tanpa reserve, disertai berperasangka baik kepada Alloh bahwa segala perintah-Nya pasti akan memberi manfaat lahir bathin, bukan sebaliknya akan memberikan mudharat bagi makhluq-Nya. Hal ini dapat dibuktikan dengan syarat wajibnya puasa, secara garis besarnya:

  1. telah mencapai umur baligh dan berakal; berarti tidak diwajibkan kepada anak-anak dan orang gila;

  2. kondisi badan sanggup mengerjakan puasa dan tidak dalam keadaan terlarang mengerjakannya

Berdsarkan firman Alloh dan hadits Nabi Muhammad SAW, ada beberapa golongan yang mendapat keringanan untuk tidak melakukan kewajiban puasa:

  1. Orang sakit dan orang dalam keadaan musafir, tapi diwajibkan mengganti puasanya pada bulan lain.

  2. Orang perempuan dalam keadaan haid, perempuan hamil dan perempuan yang sedang menyusui, tapi mereka diwajibkan mengganti puasa yang ditinggal pada bulan lain dan membayar fidyah.

  3. Orang tua sahaya yang tidak kuat lagi puasa.

  4. Orang pekerja berat, tapi membayar fidyah.

Berdasarkan syarat wajibnya berpuasa diatas, maka dapat diambil hikmahnya bahwa setiap orang yang akan melaksanakan puasa harus siap mental dan fisik, agar manfaat mental spritual dan jasmani dapat diraih secara optimal, antara lain:

  1. Puasa mendidik dan melatih kedisplinan jiwa dan jasmani dengan waktu sahur dan berbuka.

  2. Puasa mendidik dan melatih sifat sabar menderita dalam taat dan tidak putus asa.

  3. Puasa medidik dan melatih melawan hawa nafsu untuk tidak makan dan minum dan bersenggama dengan isteri sampai pada batas waktu yang dihalalkan(berbuka)

  4. Puasa mendidik dan melatih untuk berakhlaq mulia; berkata-kata yang bermanfaat, tidak mengatakan kata-kata kotor, dan menahan amarah; memperbanyak sedekah tidak kikir bin medit

  5. Puasa mendidik dan melatih pencernaan untuk beristirahat makan dan minum siang hari sehingga memberikan efek bagi kesehatan tubuh.

Lebih jauh dapat dikemukakan bahwa tujuan pelasanaan puasa(shaum) adalah tercapainya sifat-sifat muttaqin( لعلكم تتقون). Bila tercapainya sifat-sifat muttaqin bagi yang berpuasa, maka hubungan manusia secara vertikal dengan Alloh SWT akan baik dan mendapat keridhoan, begitu juga hubungan manusia dengan manusia secara horizontal akan tercipta kedamaian, keakraban, kasih sayang, saling mema'afkan, tidak saling iri dengki dan lain sebagainya. Berdasarkan pendapat Afif Falah Attabarah dalam bukunya Ruhud Dinil Islamy menyatakan bahwa intisari Taqwa mengandung tiga unsur:

a. Menjauhkan diri dari perbuatan tercela, yang dimurkai Alloh SWT;

b. Menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri;

c. Menjauhkan perbuatan-perbuatan yang merusak atau merugikan orang lain.

Banyak hadits mengungkapkan tentang manfaat berpuasa bagi rohani, jasmani dan pembentukan akhlaq, antara lain:

a. Diriwayatakan oleh jama'ah, kecuali Imam Muslim RA, dari Abu Hurairah bahwa Nabi Bersabda"

من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في ان يدع طعامه وشرابه

"Siapa-siapa yang tidak menghentikan perkataan-perkataan dusta dan melakukan kedustaan, maka Alloh tidak merasa peduli atas penahanan makan dan minumnya"

b. Diriwayatkan oleh Nasa'i, Ibnu Majah dan Hakim bahwa Nabi bersabda

ربّّ صائم ليس له من صيامهالاالجوع والعطس

" Betapa banyak yang orang berpuasa, tetapi yang diterima hanya rasa lapar dan dahaga"

c. Dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda

ليس الصبام من الاكل والشرب انما الصيام من اللغو والرقث

" Tidaklah berpuasa itu menahan makan dan minum, tetapi berpuasa itu adalah menahan dari perbuatan sia-sia dan keji"

Demikianlah secercah tulisan, semoga ada manfaatnya, kritik dan saran sangat saya harapkan, semoga Alloh memberkahi dan meridoi niat dan usaha kita. Amin ya Rabbal Alamin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al Qaradhawi, Peringatan Maulid Tidak Bid’ah

Data Ummat Islam Se Dunia

Berkaca Dari Air